![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhv__-RY4KEgrANcd4en0IO_Tt0bBjZbb0hdETPn6XUSePsi2UT6vJ9fY8iQ_64XfX4DEzlrYOESqsFgIoJsluEuaOveOK6fcBOY3oMztCcsraTDZAqyxOoG2K5RB370AaGyCgHCN1yrZj/s320/images.jpg)
Jaringan nirkabel (Inggris: wireless network) adalah bidang disiplin yang berkaitan dengan komunikasi antar sistem [[komputer] tanpa menggunakan kabel. Jaringan nirkabel ini sering dipakai untuk jaringan komputer baik pada jarak yang dekat (beberapa meter, memakai alat/pemancar bluetooth) maupun pada jarak jauh (lewat satelit). Bidang ini erat hubungannya dengan bidang telekomunikasi, teknologi informasi, dan teknik komputer. Jenis jaringan yang populer dalam kategori jaringan nirkabel ini meliputi: Jaringan kawasan lokal nirkabel (wireless LAN/WLAN), dan Wi-Fi.
Jaringan nirkabel biasanya menghubungkan satu sistem komputer dengan sistem yang lain dengan menggunakan beberapa macam media transmisi tanpa kabel, seperti: gelombang radio, gelombang mikro, maupun cahaya infra merah. Adapun jenis-jenis dari suatu jaringan nirkabel antara lain :
1. LAN adalah suatu jaringan computer yang masih berada didalam gedung atau ruangan atau dalam lingkup area yang lebih terbatas/kecil.
Keuntungan mengunakan LAN adalah :
- Dapat menghubungkan computer dalam jumlah banyak.
- Akses antar komuter baik tukar menukar data atau yang lain, berlansung cepat dan mudah.
- Dapat saling bertukar informasi dengan pengguna diluar area apabila terhubung dengan internet.
- Dapat memback-up data pada computer lain tanpa harus membongkar harddisk.
- Hemat waktu dan biaya dalam pengiriman paket data.
2. MAN adalah pengembangan dari LAN jaringan yang menjangkau area yang lebih besar. Pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.
3. WAN adalah bentuk jaringan computer yang terdiri dari LAN dan MAN, jaringan WAN telah memenuhi berbagai kebutuhan system jaringan, dan operasi area yang lebih luas dari MAN.
Jaringan WAN hanya mnekankan pada fasilitas kecepatan akses tranmisi sehingga memungkinan seluruh komunikasi dapat berjalan secara lancer serta efisiensi.di samping itu WAN berfungsi untuk mengkontrol julah lalu lintas data dan mencegah penundaan(delay)yang berlebihan,sehimgga transfer data akan lebih cepat.
Jaringan Wan memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
Apabila terhubung dengan jaringan internet maka transfer file pada tempat yang saling berjauhan dapat dilakukan dengan cepat menggunakan email dan FTP (File Transfer Protokol)
Memiliki system jaringan yan luas sehingga dapat mencapai Negara,benua,bahkan seluruh dunia.
Manfaat yang diperoleh dari adanya suatu jaringan nirkabel yang ada saat ini adalah sebagai berikut :
- Resource sharing , dapat menggunakan sumberdaya yang secara bersama-sama. Misalnya seorang pengguna yang berada di 100 Km jauhnya dari suatu data, tidak mendapatkan kesulitan dalam menggunakan data tersebut dan seolah olah data tersebut berada di dekatnya. Hal ini sering diartikan bahwa jaringan komputer mengatasi masalah jarak.
- Reliabilitas tinggi, dengan jaringan komputer kita akan mendapatkan reliabilitas yang tinggi dengan memiliki sumber-sumber alternatif persediaan. Misalnya semua file dapat disimpan atau di copy ke dua, ketiga , atau lebih komputer yang terkoneksi ke jaringan. Sehingga bila satu mesin rusak maka salinan di mesin lain bisa digunakan.
- Menghemat uang. Komputer berukuran kecil mempunyai rasio harga/ kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan komputer yang besar. Komputer besar seperti mainframe memiliki kecepatan kiro – kiro sepuluh kali lebih kecepatan komputer kecil/pribadi. Akan tetapi harga mainframe seribu kali lebih mahal dari komputer Pribadi. Ketidak seimbanggan rasio Harga/ Kinerja inilah membuat para perancang sistem untuk membangun sistem yang terdiri dari komputer – komputer Pribadi.
Perkembangan nirkabel pun kemudian bergerak di Indonesia sejak dikeluarkannya Kepdirjen Postel No 241 tahun 1999 mengenai penggunaan nirkabel di frekuensi 2,4 GHz. Hal ini diperkuat oleh Keputusan Menteri Departemen Perhubungan No.2 tahun 2005 mengenai penggunaan nirkabel di frekuensi 2,4 GHz. Pada prinsipnya, penggunaan radio nirkabel ini kemudian dibebaskan dari biaya hak penggunaan frekuensi, sertifikat radio nirkabel sebagai izin siaran radio, pembatasan kekuatan daya pancar radio sampai dengan 36 Dbmwatt, dan pengaturan penggunaan radio nirkabel oleh komunitas.
Di lain pihak, jika melihat fakta, sejak awal tahun 2000 masih sangat sulit mencari teknisi nirkabel. Orang yang mengerti secara rinci teknologi nirkabel pun masih tergolong sedikit. Apalagi banyak orang yang pengetahuan nirkabelnya didapat dari “jalanan” sehingga sering sekali terjadi salah pemakaian teknologi, di antaranya penggunaan amplifier dan tidak diketahuinya perhitungan link budget.
Sementara itu, sejak diperkenalkan di tahun 1990 dan diresmikan penggunaannya tahun 1999, teknologi standar 802.11 (teknologi nirkabel) tidak mengalami suatu kemajuan yang mencolok. Hal yang mencolok justru berkaitan dengan skala ekonomi yang sudah diprediksi sejak awal diperkenalkannya teknologi nirkabel ini. Dengan demikian, ada hal menarik di mana harga teknologi nirkabel menjadi semakin terjangkau. Saat ini, satu access point yang dapat dipakai untuk outdoor unit harganya hanya Rp 500 ribu dan jika digabung dengan antena dan lainnya, harganya tidak lebih dari Rp 2 juta.
Menurut Michael Sunggiardi, anggota IndoWLI (Indosat Wireless LAN Internet), saat ini perangkat nirkabel yang dominan dipakai adalah perangkat yang memiliki daya besar, sehingga tidak memusingkan sewaktu pemasangannya, perangkat yang bentuknya praktis bergabung dengan antena
sehingga tidak membutuhkan tower yang besar dan mahal, dan perangkat yang dapat diutak-atik sehingga memenuhi kebutuhan yang lebih spesifik.
Michael yang juga menjabat CTO PT Marvel Network Sistem menyatakan, saat ini terjadi kekacauan teknologi nirkabel di Indonesia. Hal ini terjadi karena beberapa hal. Pertama, banyak instalatir yang tidak mau peduli dengan peraturan dan tidak mau melakukan kolaborasi. Kedua, akibat murahnya perangkat, setiap orang menaikkan perangkat nirkabel ke atas atap rumah karena infrastruktur belum memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ketiga, tidak adanya upaya untuk bekerja sama dalam membangun infrastruktur. “Semua mau jalan sendiri,” ujar Michael.
Ke depannya, perkembangan teknologi nirkabel akan mengarah ke beberapa hal. Pertama, semakin banyaknya peranti rumah atau household yang memanfaatkan teknologi nirkabel. Selain itu, industri juga semakin banyak yang memanfaatkan teknologi nirkabel. Kedua, jika penggunaan teknologi nirkabel tidak diatur dengan sebaik-baiknya, maka akan terjadi chaos sehingga teknologi ini akan jalan di tempat. Ketiga, ke depannya diperkirakan tidak akan mudah membuat HotSpot atau wireless city.
Dengan demikian, berdasarkan pengalaman selama lebih dari tujuh tahun dalam teknologi nirkabel, maka Michael menyarankan untuk membuat produk sendiri dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia karena sudah ditunjang oleh open source, open hardware, dan open standard. Hal ini ditambah dengan adanya kemungkinan untuk membuat sistem secara terpadu dari peranti keras dan peranti lunak.
Senada dengan Michael, Hermanudin dari IndoWLI menyatakan, jaringan nirkabel merupakan ujung tombak last mile yang handal, cepat, efisien, dan murah. Terlebih bagi perusahaan-perusahaan yang tidak mempunyai alternatif last mile lain seperti jaringan tembaga, last mile fiber optic, dll.
Di samping itu, dengan terwujudnya kesepahaman peraturan yang diregulasi tentang penggunaan radio nirkabel Wifi, BWA, dan WiMax di semua frekuensi di Indonesia, produk jasa telekomunikasi ke depan diharapkan bisa semakin murah. Adanya peningkatan komunitas pengguna Internet berdampak pada peningkatan komunikasi di masyarakat. Dengan kata lain, teknologi komunikasi harus diliberalisasikan secara komprehensif sehingga menguntungkan perkembangan sumber daya manusia Indonesia ke depannya.